Wartawan WIP dilengkapi dengan kartu identitas, pin, surat tugas liputan dan tercantum dalam box redaksi. Bagi yang tidak dilengkapi dengan identitas resmi dan namanya tidak tercantum dalam box, redaksi tidak bertanggung jawab

15 Februari 2014

Banggar, Dana Siluman Rp 2,9 Miliar Masuk Ke Kas Daerah



CIREBON-SUMBER, WIP.
Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kabupaten Cirebon menemukan dana siluman sebesar Rp2,9 miliar yang masuk ke rekening kas daerah dan tersimpan di Bank bjb Cabang Sumber. Hal tersebut terungkap dalam rapat antara Banggar dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Cirebon di ruang Bamus, beberapa waktu lalu.
Rapat yang sedianya membahas koreksi RAPBD tahun 2014 pasca evaluasi Gubernur Jawa Barat, mengingat masih tingginya angka defisit yang masih di kisaran Rp6-7 miliar ini, berubah tema. Setelah tim anggaran mendatangkan pihak Bank bjb guna mengklarifikasi dugaan anggota Banggar DPRD Kabupaten Cirebon, Supirman SH yang disampaikan pada rapat sebelumnya, jika Pemkab mempunyai rekening ganda selain di Bank bjb Cabang Sumber. Pasalnya, dari laporan yang diterima pria yang biasa di sapa Tong Eng ini, dalam kurun waktu antara Januari-Februari 2013 lalu, ada sejumlah dana yang masuk ke rekening kas daerah bersumber dari Bank Mandiri dan Bank BNI.
Dalam klarifikasinya, Manager Bisnis Bank bjb Cabang Sumber, Ahmad Yani mengatakan berdasarkan data transaksi yang dimiliki bank yang sebagian besar sahamnya milik pemerintah Provinsi Jawa Barat ini bahwa pada tanggal 11 Januari 2013 mereka mencatat ada dana yang masuk ke rekening kas daerah Kabupaten Cirebon sebesar Rp 121 juta dari Patra Jasa melalui Bank Mandiri. Kemudian, pada 18 Januari 2013 tercatat ada dana yang masuk lagi ke rekening kas daerah Kabupaten Cirebon sebesar Rp 2,9 miliar yang berasal dari PLN melalui Bank BNI. “Kalau di bulan Februari, kami tidak tahu,” ujarnya.
Menanggapi klarifikasi dari pihak Bank bjb Cabang Sumber, Supirman meminta agar pihak bjb mengecek kembali data transaksi rekening kas daerah Kabupaten Cirebon, khususnya untuk bulan Februari 2013. Pasalnya, ia mengetahui betul ada aliran dana masuk yang bersumber dari Bank Mandiri. Hal ini perlu diketahui, agar jelas apakah memang pemerintah daerah ini punya dana cadangan yang tersimpan di rekening lain, selain di Bank bjb atau tidak. Pasalnya, jika memang ada dana cadangan, hal itu bisa digunakan untuk menutupi angka defisit RAPBD yang masih tinggi, sehingga tidak perlu melakukan efisiensi belanja daerah dengan mencoret sejumlah program yang sudah dicanangkan dalam rangka meningkatkan pembangunan daerah.
“Saya minta laporan transaksi di bulan Februari dihadirkan disini, agar kita semua tahu,” tandasnya.
Hal yang sama juga ditegaskan Ketua Banggar DPRD Kabupaten Cirebon, H Mustofa SH.
Menurutnya, ada tidak bukti transfer dari pihak luar yang nomenklaturnya sudah teregister di Pemerintah Kabupaten Cirebon. Pasalnya, yang ia ketahui, Kabupaten Cirebon hanya punya satu nomor rekening yakni yang ada di Bank bjb Cabang Sumber tersebut. “Informasi ini harus dikejar,” tegasnya.
Selang berapa lama, akhirnya perwakilan Bank bjb Cabang Sumber membeberkan hasil laporan transaksi rekening kas daerah di bulan Februari 2013. Menurut Ahmad Yani, pada tanggal 22 Februari 2013 lalu, ada transaksi masuk ke rekening kas daerah sejumlah Rp2,9 miliar dari Bank Mandiri Cabang Cirebon. Namun, keterangan siapa yang mengirimnya tidak jelas. “Keterangan di sini hanya tertera CADA PT Bank Mandiri Tbk,” ungkapnya.
Mendengar keterangan dari pihak bjb, Asisten Administrasi Umum Setda Kabupaten Cirebon, H Wawan Setiawan SSos menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Cirebon tidak mempunyai rekening lain, selain di Bank bjb Cabang Sumber, termasuk dalam menyimpan dana cadangan. Kemudian, pada tahun 2013, Kabupaten Cirebon mengeluarkan dana cadangan sebesar Rp10 miliar hanya untuk pelaksanaan pemilukada Kabupaten Cirebon yang saat itu memerlukan dana yang begitu besar. “Saya akan mengklarifikasi kepada Bank Mandiri Cabang Cirebon, siapa yang mengirim dana tersebut. Kalaupun, ada yang pernah mengeluarkan uang dari kas daerah, kemudian memasukkannya kembali dengan jumlah yang sama, tentu tercatat dalam laporan transaksi,” tegasnya.*Tgh/Hr

Tidak ada komentar: