Kepala Sekolah SMPN 3
KertaJati, Selewengkan Dana Pembangunan
Gedung Perpustakaan
MAJALENGKA, WIP
SMPN
3 Kertajati dengan kepala sekolah yang baru pada sekarang ini, telah mendapat
bantuan pemerintah berupa pembangunan gedung perpustakaan demi membantu peserta
didik dalam kegiatan belajar, namun semua itu sangat disayangkan karena tidak
berjalan dengan lancar,dikarenakan kepala sekolah kurang transparan terhadap
dewan guru dan komite sekolah juga tokoh masyarakat setempat.
Tokoh
Masyarakat menjelaskan kepada kepada WIP, Terkait tentang Kejadian itu,
Menurutnya " Komite Sekolah Didi Wahyudi Mengatakan " Kami atas perwakilan orang tua siswa,
dengan adanya pembangunan perpustakaan merasa bersyukur dan mengucapkan terima
kasih kepada pemerintah yang telah memperhatikan atas kekurangan bahan/
pasilitas tempat Ajar sebagai pendukung KBM, diantaranya ruang perpustakaan
sekolah SMP Negri 3 yang baru-baru ini mendapat bantuan, namun di sayangkan
dalam pelaksanaan prokyek tersebut menurut aturan harus dilaksanakan dengan
swakelola akan tetapi pada kenyataan nya dilaksanankan oleh pihak ketiga
(rekanan proyek), di tambahkan Didi, "pembangunan dimulai sekitar tanggal
15 Agustus 2011 dan Pelaksanaan pembangunan perpustakaan dilaksanakan dalam
waktu 90 hari kalender dengan dana Rp. 150 juta pada pembangunan 1 ruangan
perpustakaan.Namun, "dana langsung dicairkan melalui rekening bank atas
nama kepala sekolah, dan dicairkan oleh Ibu Euis yang ditunjuk langsung oleh
kepala sekolah, menurut pengakuan Euis selaku bendahara, mengatakan bahwa
pencairan telah dilaksanakan dua kali yang pertama sejumlah Rp 60.000.000.00,-
dan kedua sejumlah Rp 50.000.000.00,- semua itu diserahkan kepada kepala
sekolah, Ketika Wip konfirmasi sdr Tumbang sebagai pelaksana proyek,
Menjelaskan pelaksanan pembangungan semua sesuai dengan bistek/ gambar dan
menggunakan bahan sesuai dengan (RAB) dengan pembelanjaan dan pengeluaran tidak
terlepas dari pantauan kepala sekolah, walaupun kami sebagai pelaksana sangat
binggung? karena menurut kepala sekolah dana belum turun, karena pembangunan
ini baru 80% dan belum mencampai 90 hari kerja, maka dalam pelaksaan pinising
masih ada waktu, bahkan dalam pelaksanaan pembangunan ini kami menggunakan dana
talang dulu dari luar. Dijelaskannya lagi Memang benar dana anggaran sejumlah
Rp150.000.000.00,- namun saya tidak menerima sejumlah itu karena udah ada
pemotongan-pemotongan oleh para pejabat yang terkait jadi kami hanya
melaksanakan sisa dari pemotongan itu dijelaskan nya lagi kepada WIP mengenai berapakah jumlah pemotongan para
pejabat yang terkait 'oh masalah itu hanya kepala sekolah yang tahu karena
sifatnya rahasia. (menurut keterangan pelaksana) Di tempat berberda, Jajang
Wahidin selaku yang terlibat kepengurusaan sebagai sekertaris pembangunaan
gedung itu, memaparkan kepada WIP "saya ditetapkan sebagai sekertaris,
tapi dalam kenyataannya saya tidak mengetahui apapun bahkan saya tidak tahu
tentang apa yang harus saya tulis dalam pembukuan, apa lagi untuk pembuatan SPJ
pembangunan, saya tidak dapat laporan sedikit pun, apalagi tentang pengeluaran
keuangan maupun nota-nota pembelian barang, sampai sekarang gedung telah
berdiri sekitar 80%, Namun Ketika WIP singgung mengenai pertanggung jawaban,
"Jajang memberikan jawaban yang sangat singka, sayat tidak tahu itu semua
bagai mana kepala sekolah saja sebab sudah di hendel semua oleh beliau, bahkan
"Amir pun sebagi bendahara dia tidak mengetahui tentang keuangan jadi pada
intinya kami sebagai pengurus yang hanya dibentuk sebagai catatan untuk bahan
laporan kalau SOTK ke pengurusan itu ada?. Dalam pantauan WIP di lokasi
pembangunan ternyata pelaksanaan baru selesai sekitar kurang lebih 60/70%
tinggal penyelsai bagian ters belakang dan lpopon atap belakang dan pemasangan
keramik namun barang barang cukup banyak apakah itu pembangunan artau utukapa
seperti batu, bata, pasir, kayu, alb, besi, tikwud, yang berjumlah cukup banyak
ketika dikomfirmasi sama kepala sekolah ternya itu adalah barang kelebuhan. WIP
: apakah dalam pembelajaan tidak disesuaikan dengan kebutuhan sedangkan barang
yang dibutukan seperti keramik belum ada dan para pekerjapun tidak ada. Wip
melihat kejadian tersebut agar perjabat yang terkait dapat mengantisipasinya
agar pembangunan dapat terselesaikan dan segala kekeliruan yang diduga ada
indikasi penyalah gunaan dana pembangunan / penggelembungan pembelanjaan. dapat
diungkap * EIP/ WIP
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar