JAKARTA, WIP.
Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh akan membentuk tim investigasi untuk
menelusuri proses tender penggandaan dan distribusi soal ujian nasional tingkat
sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Tim ini juga dibentuk atas
permintaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
“Tim
ini akan dipimpin bekas Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Inspektur
Jenderal Kementerian Pendidikan Haryono Umar”, kata Nuh, Senin lalu.
Penggandaan
dan distribusi bahan ujian nasional di 11 provinsi mengalami masalah. Pemenang
proyek itu, PT Ghalia Indonesia Printing, tak bisa memenuhi tenggat sehingga
pelaksanaan ujian nasional di wilayah Indonesia tengah itu terpaksa diundur.
Semula ujian nasional dijadwalkan digelar mulai kemarin. Karena terjadi masalah
ini, pelaksanaan tes itu diundur menjadi Kamis depan.
“Saya
minta tim investigasi mempelajari tender dari awal,” kata Nuh. Ia juga siap
pasang badan atas kisruh ini. “Kendati masalah ada di percetakan, saya siap
bertanggung jawab,” katanya.
Menurut
Direktur Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran,
Uchok Sky Khadafi, tender ujian nasional itu sebenarnya sudah terlihat
bermasalah sejak awal dan terindikasi korupsi. Misalnya, kata Uchok, PT Ghalia
sebenarnya telah diketahui tidak kompeten. “Pemenang lelang seperti sudah
ditentukan,” katanya.
Anggota
Komisi Pendidikan Dewan Perwakilan Rakyat, Dedi Suwendi Gumelar, juga mencium
adanya aroma kecurangan dalam tender bahan ujian nasional itu. Karena itu, kata
dia, dalam waktu dekat Komisi Pendidikan akan memanggil Menteri Nuh untuk
menjelaskan masalah ini. “Presiden juga harus mengevaluasi menteri ini,”
katanya.
Direktur
Utama PT Ghalia, Hamzah Lukman, mengakui perusahaannya belum berpengalaman
dalam menggarap bahan ujian nasional untuk 11 provinsi. Hamzah mengatakan
pihaknya kesulitan melakukan pekerjaan ini. “Jumlah naskahnya memang lebih
banyak dan bervariasi,” ujarnya. *Red
Tidak ada komentar:
Posting Komentar