22 Desember 2012
WaBup/CaBup H. Taufiq Gunawansyah, S. IP. M.Si. Mencanangkan : Pariwisata, Seni Dan Ekonomi Kreatif
SUMEDANG, WIP
WaBup/CaBup
H. Taufiq Gunawansyah,
S.IP., M.Si. menghadiri Pagelaran Seni Rakyat dalam "Festival Seni Dan Ekonomi Kreatif
Wilayah Priangan Timur 2012" di alun-alun Sumedang, Sabtu, (15/12). Acara
tersebut diikuti oleh 6 kabupaten dan kota, yakni Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya,
Kabupaten Ciamis, dan Kota Banjar.
Dalam sambutannya,
WaBup/CaBup H. Taufiq Gunawansyah merasa bangga Kabupaten Sumedang terpilih
sebagai lokasi festival, dia juga sangat bahagia karena Kabupaten Sumedang
meraih penghargaan dari Inovative Govermen Award (IGA).
Lebih lanjut, Ia
mengatakan proyeksi ini sudah lama direncanakan, bagaimana merancang ekonomi
kreatif, seperti Jatinangor yang telah menjadi pintu gerbang sentral ekonomi
kreatif, selain wajah utama, Jatinangor juga terdapat berbagai kampus Nasional.
"Momentum ini
sangat berharga, untuk mensenergikan antara kebijakan dan program pemerintah
Kabupaten Sumedang, dalam membangun Ekonomi kreatif,sehingga kedepannya
Sumedang menjadi daerah kunjungan wisata" ujarnya,.
Sementara itu, Rektor
UPI, Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd., dalam sambutannya, terpilihnya
Kabupaten Sumedang sebagai tuan rumah Pagelaran Seni Rakyat ini di karenakan
seniman dan masyarakat sumedang sangat
menjungjung tinggi nilai nilai-seni. Karena dinilai kegiatan ini sangat
kreatif, maka dengan modal seni ini bisa dijadikan untuk mendongkrak ekonomi
secara keseluruhan.
Terselenggaranya
pagelaran seni kerakyatan/islam ini berkat kerjasama Kementrian parawisata, UPI, Disporabud, Disperindag, dan Disdik Kab Sumedang.
Dalam acara tersebut langsung dihadiri Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Seni
Kementrian Parawisata, Prof. Dr. H. M. Ahman Sya, (Asli putra kelahiran
Ciamis).
Pagelaran yang dibilang langka itu, menampilkan pagelaran kolosal seni
budaya leluhur sumedang Prabu Eyang Jaya Perkosa dan penampilan anak-anak
(Siwa/siwi SD se-Kab. Sumedang), pertunjukan "Geger Hanjuang (Karya Simpay
Panaratas dan SMA Rancakalong), pagelaran pencak silat (Mahasiswa Seni Tari
FPBS UPI), Pertunjukan Gamelan Fatahilah (Mahasiswa Penidikan Seni Musik FPBS
UPI) dan beberapa kesenian khas dari peserta festival dari kab/kota se priangan
timur, seperti Rudat dan Calung Renteng (Kab.Tasikmalaya), Bangkolung (Kota
Tasikmalaya), Bangklung dan Lais (Garut), Reog dan Calung (Banjar), Ronggeng
Gunung dan Buta Doar (Ciamis), Umbul dan
Bangreng Sumedang, sekaligus penyerahan tangkal hanjuang sebagai simbol,
kegagaha, keberhasilan dan kekuatan yang diberikan kepada,Wakil Bupati/CaBup,
Rektor UPI serta Dirjen secara simbolis.
.
Festival ini berlangsung hingga Ahad. Dimana pada Ahad-nya di isi
dengan acara Seminar dan Worksop yang bertemakan "Optimalkan Peranan Seni
Dan Budaya Lokal Sebagai Pendukung Pendidikan, Prawisata, dan Ekonomi
Kreatif", bertempat di Gedung IPP Sumedang.
H.Taufiq Gunawansyah (Wakil Bupati/CaBup) kelihatan nyata di
lapangan,tidak terbatas pada kegiatan satu acara saja, melainkan di beberapa
kegiatan masyarakat sumedang,baik Sosial, Budaya maupun acara keagamaan Nampak
selalu menghadiri membaur dengan berbagai lapisan masyarakat,seperti tampak
dalam gambar.*Red
Usep CaWaBup, Silaturahmi dengan Warga Dusun Cikubang
SUMEDANG, WIP
Calon Wakil Bupati Kabupaten Sumedang, Ir. H. Usep
Kamaruzzaman, M.M., didampingi H. Jafar Shidik dan Edi Supriyadi (anggota DPRD
FPG) beserta tim 2 melakukan silaturahmi dengan warga Dusun Cikubang, Ds.
Sukahayu, Kec. Rancakalong, beberapa waktu lalu.
Usep (CawaBup) menjelaskan, kepada tokoh masyarakat,
tokoh pemuda, dan warga disela-sela silaturahmi,"dirinya telah mendapatkan
dukungan untuk maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kab Sumedang yang
akan dilaksanakan tgl 24 pebruari 2013 berpasangan dengan H. Taufiq
Gunawansyah, S.IP., M.Si., sebagai calon
Bupati Sumedang priode 2013-2018.
"Saya datang ke dusun ini selain undangan dari
ketua PK Golkar Rancakalong juga melakukan silaturahmi dengan tokoh masyarakat,
para pemuda dan warga masyarakat Dusun Cikubang karena mereka belum mengenal
siapa saya. Sekalian memperkenalkan diri sebagai calon wakil bupati Kabupaten
Sumedang mendampingi bapak Taufiq Gunawansyah
," katanya.
Ia juga berharap, dengan adanya silahturahmi ini,
masyarakat khususnya Dusun Cikubang umumnya masyarakat Kabupaten Sumedang bisa
mendukung pencalonan dirinya bersama Taufiq Gunawansyah untuk memajukan
kabupaten ini ke depan lebih baik lagi dan nanjer.
Menurut Usep,
selama ini ia belum melihat adanya perubahan yang signifikan di kabupaten
Sumedang, karena itu bersama dengan Taufiq Gunawansyah bertekad membangun kabupaten Sumedang dengan
mengusung moto, 'Gerakan Membangun Sumedang Nanjeur'.
Lebih lanjut, Usep mengatakan dengan adanya proses Pilkada ini, diharapkan
dapat melahirkan pemimpin yang baru yang mudah-mudahan Kabupaten Sumedang akan
lebih baik dari sekarang.
Usep kembali menambahkan, sangat optimis
masyarakat Sumedang akan memilih mereka sebagai kepala daerah untuk
menyelamatkan masyarakat di kabupaten ini. *Tn/Yd.
Bunda Bilqis : Kedepannya Sumedang Nanjeur
SUMEDANG, WIP
Kamis (13-12), minggu lalu,Bunda Bilqis menggelar
acara pengajian rutin ibu-ibu yang bertempat di Desa Licin Kec Cimalaka yang
diselenggarakan oleh bunda Hj bilqis tepatnya di masjid Nurul Iman dekat
kediamannya.
Bunda bilqis, yang bersosok keibuan, ramah, bersahaja
dan agamis itu, memberi kesan moral sosial yang luhur, hal ini dibuktikan
kelihatan membaurnya bersama warga pengajia, demikian pula nampak antusiasme
masyarakat berbondong-bondong menghadiri pengajian tersebut, Dalam acara itu
tidak ketinggalan sebagai tamu undangan Wakil Bupati Sumedang H.Taufik
Gunawansyah S.IP M.Si. Ia juga sebagai Calon Bupati Sumedang priode 2013-2018
beserta rombongan turut menghadiri pengajian dan mencermati dengan khidmat,
suasana religius tersebut di ikuti oleh semua jamaah yang hadir.
Bunda bilqis yang di dampingi kadus licin dan leli
ketika diminta komentarnya terkait acara tersebut, mengatakan kepada WIP,
"dengan adanya pengajian rutin ini untuk meningkatkan rasa keimanan dan
ketataqwaan yang tinggi kepada allah SWT,serta mempererat tali silaturahmi
antar sesama warga, karena melalui pengajian rutin ini bisa menyambungkan
kekeluargaan yang lebih erat,lebih jauh Bilkis mengajak kepada kaum hawa untuk
ikut berkiprah aktif dalam mendukung pemerintahan yang lebih baik untuk
kedepannya, sumedang sudah waktunya dipimpin oleh yang muda dan memenuhi syarat
kepemimpinan, agar bisa kedepannya Sumedang nanjeur, membangun, sejahtera,
tidak seperti sekarang ini" kata bunda.
Kadus menambahkan, menurutnya, "pengajian seperti
ini sering dilaksanakan setiap minggu yang dimotori oleh bunda bilqis selaku
penyelenggara," lanjut kadus "bunda, memberdayakan masyarakat tidak
saja pada acara pengajian rutin saja akan tetapi meliputi bidang usaha yaitu
ekonomi maupun kesenian, contoh dalam ekonomi bunda merekrut pengangguran
sebanyak ± 200 orang menjadi tenaga kerja produktif, adapun dalam bidang
kesenian, seperti degung, organ, reog, dll" tambah kadus.
Melihat kiprah
Bunda Bilqis ditengah masyarakat dan Ia juga sebagai pengusaha sukses, tentu
saja tidak bisa dipandang sebelah mata, apalagi bunda putri sumedang asli yang
punya rasa cinta dan peduli terhadap tanah kelahirannya ini. Bunda berharap
apabila Pak Opik jadi Bupati "Semoga amanah rakyat tidak disalah
gunakan, dan kesejahteraan Masyarakat
kecil tolong diperhatikan, dari segi pembangunan fisiknya jalan-jalan dan
jembatan yang saat ini banyak yang rusak parah mohon disikapi secara serius",
harap bunda.*Tgh
Emo ; Pak Opik Pantas Jadi Bupati Sumedang
Emo di poto Bersama WaBup Sumedang H. Taufik G,
beserta Ormas Pemuda Pancasila dan Ormas FKPPI di Teras kediamannya.
SUMEDANG,
WIP
Sosok Emo di kab.Sumedang sepertinya bukanlah sosok asing
diantara kalangannya, apalagi bila dikaitkan dengan seorang tokoh
masyarakat,siapa yang tidak mengenal
H.Adung (almarhum),demikian nanjer namanya,baik dikalangan pemerintahan
birokrasi maupun di masyarakat,apalagi diantara para pengusaha.
Emo dikenal oleh sebagian besar
masyarakat Kab.Sumedang karena nilai sosial yang tinggi juga solidaritas yang
begitu fer. ia juga sebagai pengusaha yang menyerap sebagian pengangguran di
Kab. Sumedang menjadi tenaga kerja produktif di bidang usaha yang ia geluti.
Emo dikaruniai 4 (empat) orang anak laki-laki dari hasil buah
pernikahannya dengan ibu iyet,dari empat orang anak tersebut diantaranya, 2
anak laki-lakinya telah berkiprah andil dalam mengharumkan nama baik
Sumedang,yaitu dibidang olah raga road race, yang kini mencapai pada tingkat nasional.Ke-2
(Dua) anak tersebut diantaranya : asep kurnia (Sulung/cikal), dan adiknya willy
adhasi,adapun awal keberangkatan meniti tangga keberhasilannya semula berawal dari motor cros, namun saat ini kedua anak Emo
yang dinilai berprestasi tinggi itu berada dalam lingkaran road race.
Disela-sela pesta warga ngoyak lauk, yang belum lama ini diselengrakan,
acara tersebut merupakan sebagai adat tradisional Masyarakat Sumedang,
bertempat di Cimuja yang tidak jauh dengan tempat tinggal Emo bersama keluarganya.
Kelihatan demikian antusias masyarakat sekitar turut ngoyak lauk bersama dan
membaur dengan tua, muda, terkait pula didalam acara itu tidak ketinggalan yang
juga dihadir WaBup/CaBup H. Taufik Gunawansyah S.IP M.Si.
WIP meminta komentar kepada Emo tentang Pemimpin Kab. Sumedang Per.
2013-2018, Emo yang didampingi oleh Deni Bendahara PP, mengatakan,
"Memimpin roda pemerintahan bukanlah hal yang mudah, agar harapan warga
masyarakat dapat terwujud harus saling berkesinambungan dari berbagai lapisan masyarakat
maupun birokrasi," kata emo. "selain itu juga harus di dukung oleh
SDM,pengalaman,juga karakter, sifat dan sikap yang saat ini di butuhkan oleh masyarakat sumedang"
lanjut emo.
Ketika di minta komentar terkait Cabub H.Taufik dan H.Usep Emo
mengatakan, "saya kenal pak Opik dan udah sejak lama masih ia menjadi
ketua DPR, menurut saya, pak Opik lah yang pantas menjadi pemimpin Kab.
Sumedang kedepan, selain orangnya baik dan berdedikasi tinggi, juga
berkredibilitas baik, serta bereputasi baik dan berpengalaman dalam ilmu
pemerintahan maupun berorganisasi" jelasnya.
Emo berharap "apa bila pak opik jadi Bupati Sumedang tolong jangan
lupa masyarakat kecil, dan infrastruktur Kab. Sumedang yang harus di benahi
secara serius" tegas Emo. *Tgh
KPUD Sumedang, Berupaya Untuk Tetap Netral
SUMEDANG,
WIP
KPUD merupakan salah
satu institusi yang memang harus netral dalam Pemilu maupun Pemilukada,
demikian pula para staf dan kalangan PNS yang tidak boleh berpolitik, sebab
demi menjaga kestabilitasan lembaga
pemerintahan yang konon, tetap harus dalam roda tengah kenetralan.
Hal semacam ini pula
disampaikan oleh Ketua KPUD Kab. Sumedang Asep Kurnia yang menjelaskan
"Seperti pemberitaan dimedia cetak yang ada disumedang pada beberapa pekan
lalu itu sebenarnya sangat "tidak benar" justru kami sebagai lembaga
yang harus benar-benar netral dan bahkan kami
ingin tahu informasi yang diserap wartawan di luar sana, Ba-Lon
"Bupati-WaBup mana saja yang buming kiranya dikalangan masyarakat",
dan sekiranya ada atau tidak yang melakukan pelanggaran? Hal itu pun kami perlu tahu, kalaupun itu ada
tentunya Panwaslu yang harus bertindak
atau dengan kata lain yang punya kewenangan" tambahnya.
Sementara itu dapat
diketahui hampir pada setiap pemilukada ada saja pelanggaran yang dilakukan
oleh para calon Bupati dan wakil bupati, terutama keterlibatan para PNS yang
turut nimbrung jadi tim sukses, kedepan dengan harapan mendapat kedudukan yang
pantas dan basah juga layak. Diharapkan untuk pemilukada Kab Sumedang yang tidak
lama lagi digelar bisa berjalan aman,
lancar dan kondusip. serta masyarakat memilih bupati yang jujur, amanah,
mengutamakan kepentingan masyarakat semangat membangun, sehingga Sumedang ke
depan bisa nanjer berkembang maju membangun pada galurnya. * Dms
Dishutbun, Berkorupsi Berjamaah Kawal Dan Awasi Di Peti ES Kan
KUNINGAN, WIP
Terkait kasus dugaan korupsi Dana Alokasi Khusus (DAK)
Kehutanan pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Kuningan
tahun 2011 senilai Rp1,2 miliar, Tim Penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari)
Kuningan telah memeriksa lebih dari 20 saksi.
Kasi Pidsus Kejaksaan Negeri Kuningan Allbert
Simanjuntak kepada sejumlah wartawan mengungkapkan, beberapa pihak yang turut
menjalani pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus tersebut meliputi para pejabat
di Dishutbun, para kelompok tani serta rekanan yang tercantum dalam dokumen
pelaksanaan proyek penghijauan tersebut. Namun Allbert enggan menyebutkan angka
pasti jumlah saksi yang diperiksa dengan alasan strategi penyidikan.
"Jumlah saksi yang telah kami periksa yang pasti
lebih dari 20 orang. Terlihat dari jumlah Kelompok Tani saja berjumlah 25
ditambah rekanan sebanyak 14 dan beberapa pejabat di Dishutbun yang terkait
dalam pelaksanaan proyek tersebut," ungkap Allbert.
Dikatakan Allbert, diantara pejabat Dishutbun yang
diperiksa, yakni Kadishutbun DW dan Plt Kadishutbun US sebagai pejabat yang
berwenang saat proyek berjalan.
"Selama proses pemeriksaan tersebut, semua pihak
cukup koperatif dengan bersedia memenuhi panggilan kejaksaan dan memberikan
keterangan sesuai dengan kapasitas mereka dalam kaitannya dengan kasus
itu," katanya.
Hasil pemeriksaan sementara para saksi, lanjut
Allbert, pihaknya menemukan beberapa dugaan penyelewengan seperti bantuan
langsung untuk upah 25 kelompok tani, ternyata hanya disalurkan untuk 10
kelompok tani saja dan sisanya fiktif. Begitu pula pada proyek pengadaan yang
melibatkan 14 perusahaan rekanan ternyata tidak ada realisasinya. Dari hasil
pemeriksaan, ternyata 15 kelompok tani menyatakan tidak menerima bantuan
sepeser pun dalam program tersebut. Padahal setiap poktan memiliki anggota
antara 10-15 orang dengan upah masing-masing minimal Rp225 ribu hingga Rp300
ribu.
"Silakan hitung sendiri berapa besar anggaran
yang hilang. Belum lagi pengadaan seperti alat potong, teropong binokuler dan
laptop yang harusnya ditangani oleh 14 perusahaan rekanan tersebut. Semuanya
masih dalam penghitungan dan penelusuran kami," ujarnya.
Meski kasus tersebut sudah masuk dalam tahap
penyidikan, namun Allbert mengaku belum dapat menetapkan tersangka utama dalam
kasus itu, begitu pun dengan besarnya kerugian negara yang diakibatkan dari
praktik dugaan korupsi tersebut. Lagi-lagi Allbert berasalan, rahasia ini
sebagai salah satu strategi pengungkapan kasus itu hingga tuntas. Namun Allbert
berjanji akan menuntaskan kasus tersebut dalam kurun waktu secepatnya hingga
berakhir pada proses peradilan di Pengadilan Tipikor Bandung.janjinya.
"Oleh
karena itu sekaligus dalam rangka menumbuhkan semangat peringatan Hari Anti
Korupsi kemarin, saya berharap kepada seluruh pihak untuk mendukung Kejaksaan
dalam mengungkap kasus tersebut dengan tidak menghalang-halangi, menghambat dan
berupaya menggagalkan penyidikan atau harus berurusan dengan hukum yang
mengancam hukuman 12 tahun penjara," harapnya. *Tim red
Oknum, Pegawai Dinas Kesehatan Main Api Asmara
SUMEDANG, WIP
Keharmonisan dan kebahagian dalam Rumah Tangga mrupakan dambaan setiap
insan, untuk mencapai hal tersebut membutuhkan berbagai dukngan, diantaranya
adalah, faktor Ekonmi.
Suami sebagai Kepala Rumah Tangga dan
Isteri sebagai pendamping hidup suami,serasa belum lengkap dalam kehidupan
keluarga bila belum ada buah hati kekasih tercinta yaitu Anak, terasa lengkap sudah dan bahagia diberi
keturunan yang cantik/ganteng soleh, pintar dalam satuan keluarga.
Dalam sebuah kehidupan berumah tangga,
pada umumnya tidak lepas dari cobaan dan godaan selalu ada, namun demikian
cobaan yang diberikan oleh maha pencipta pastinya diukur dan disesuaikan dengan
kemampuannya. Kadar keimanan dan ketakwaan kepada alloh maha kuasa, dibarengi
dengan rasa syukur niscaya sebagai kunci penyelamat dari keutuhan dan
kebahagiaan dalam menjalankan roda rumahtangga.
Riak-Riak perselisihan antara suami dan
istri sudah barang tentu dialami juga oleh keluarga yang lainnya,ibarat mencuci
piring dan gelas sudah dapat dipastikan bergesek dengan sejenisnya dan hal itu
dianggap sebagai bumbu rumah tangga, Namun sangat disesalkan apabila riak-riak
perselisihan tersebut didasari dengan adanya orang ke - 3 (tiga)."Contoh,
yang menimpa keluarga Jajang,empat bulan tidak serumah dengan isteri",
Selasa 4 Desember 2012, oknum PNS dinas kesehatan Kab. Sumedang inisial BD (Beristeri) kedapatan sedang makan berduaan
dengan wanita inisial HN (Bersuami) di Rumah Makan Ponyo.dalam jam kantor. perbuatan tesebut hingga banyak orang yang
menafsirkan tidak pantas untuk dilakukan oleh seorang perempuan bersuami dan
seorang laki-laki beristri,sedangkan mereka seorang Pegawai Negeri Sipil di
Dinas Kesehatan Kab. Sumedang yang seharusnya menjadi tauladan bagi masyarakat,
bukan malah mendapatkan predikat kecaman buruk.
Kedua Oknum tersebut melakukan pertemuan
di salah satu Rumah Makan Elit (RM Ponyo Namanya) dengan mengambil tempat
lesehan pojok bawah, situasi tempat itu yang memungkinkan banget untuk adanya
peluang melakukan perbuatan jinah, dalam kurun waktu sekitar 4 jam lamanya mereka berduaan didalam.
Ketika dikonfirmasi kepada BD, dirinya
awalnya berceloteh membela diri menolak dengan tegas tidak melakukannya, Akan
tetapi setelah lama berbincang dan meminta keterangan dari beberapa sumber yang
mengetahui pada saat itu BD sedang berduaan di RM tersebut, pada akhirya
BD mengakui dan tidak bisa mengelak
lagi, "benar saya telah melakukan pertemuan dangan HN di rumah makan
Ponyo, menurutnya, saya dekat dengan HN sudah 3 bulan" Jelasnya.
Diruangan terpisah,Kepala puskesmas
Sumedang selatan ketika diminta komentarnya mengataka, "saya kaget juga
dengan BD, karena sampai saat ini belum pernah ada kasus yang mencolok,
demikian pula dalam kinerjanya baik, apa lagi soal perempuan" katanya.
Sumber lain yang layak dipercaya
mengatakan,"kenapa HN yang protes keras, seharusnya BD karena dia yang
ditanya, kan dia pelakunya. Lebih jauh sumber mengatakan, bahwa HN pada
sebelumnya diduga sudah menjalin hubungan dengan 3 orang lelaki dan yang
sekarang ini adalah lelaki ke 4, diantaranya adalah AD, tukang ojeg,
katanya.data red.
"HN, menurut sumber sudah meminta
pisah cerai berulangkli kepada suaminya, akan tetapi Jajang (Suami) memilih
pisah rumah dari pada cerai, alasannya, Suami ingin mendapatkan bukti yang
lebih kuat dengan tujuan agar tidak disalahkan, ujarnya".
Orang Tua Jajang (Herman) ketika diminta
keterangan mengatakan,Jajang sebagai anak semata wayang,saya sebagai orang tua,
merasa prihatin dan kasihan banget melihat keadaan rumah tangganya,oleh karena
itu sudah berbagai upaya yang saya lakukan demi menyelamatkan anak untuk
menyatukan kembali,namun sampai sekarang ini keadaannya malah semakin kacau dan
sulit kiranya untuk disatukan,ungkapnya.
Dengan terciumnya oleh wartawan,terkait
permasalahan BD dan HN,mestinya kalau dia merasa bersalah harusnya minta maap
kepada suami dan orang tua, bukan malah mengancam kepada wartwan, jelasnya.
Permasalahan lain yang terungkap
adalah,terkait pula dengan pemindahan HN yang bersetatus Bidan Desa terkesan
penuh dengan rekayasa berbagai kepentingan,namun belakangan ini Kepala Dinas
Kesehatan sudah angkat bicara melalui SMS yang dikirim kepada Wartwan WIP.
Untuk lebih jauh terungkap ikuti edisi berikutnya. *Red
KMRT, Tuding Kejaksaan Mengendapkan Kasus-Kasus Korupsi
PRIANGAN, WIP
Massa dari Koalisi Mahasiswa dan Rakyat
Tasikmalaya (KMRT) melakukan aksi menuntut Kejaksaan Negeri Tasikmalaya
menuntaskan segala kasus korupsi di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
Ketua KMRT, Opay Hambali disela-sela
aksinya di kantor Kejaksaan Negeri Tasikmalaya, Senin. Mengatakan, Pelaku
korupsi banyak yang masih bebas dan selama ini Kejaksaan Negeri Kota
Tasikmalaya tidak mampu memenjarakan tersangka kasus korupsi. Katanya.
selain melakukan aksi di kantor
Kejaksaan Negeri Tasikmalaya, puluhan orang dari KMRT itu juga berorasi di
markas Polisi Resort Tasikmalaya dalam rangka memperingati hari anti korupsi
se-dunia.
Massa berharap kedua institusi penegak
hukum itu dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan mampu membersihkan Kota
Tasikmalaya dari tindakan korupsi.
"Selama ini Kejaksaan Negeri Kota
Tasikmalaya tidak profesional, terkesan mengendapkan kasus-kasus korupsi,"
katanya.
Kasus dugaan korupsi yang terkesan
dibiarkan Kejaksaan, kata Opay, yaitu korupsi hibah Gapoktan, dana Bimtek Kube,
dugaan korupsi Bulog, dugaan korupsi Kota Tasikmalaya tahun 2010.Beberapa
korupsi tersebut, lanjut Opay, ada tujuh orang yang menjadi tersangka, satu
orang diantaranya pejabat pemerintahan Kota Tasikmalaya yang selama ini belum
dilakukan penahanan.
"Kinerja kejaksaan itu sama sekali
tidak profesional, dan cenderung banyak permainan didalamnya, karena kalau
tidak ada permainan tidak ada mafia hukum, saya yakin proses hukum ini akan
cepat," katanya.
Sedangkan aksi yang dilakukan massa KMRT
di markas Polresta Tasikmalaya untuk memberikan apresiasi kepada polisi yang
telah menetapkan lima tersangka kasus korupsi pembangunan gedung DPRD tahun
2005 senilai Rp2,7 miliar. *Dendi.
Pepen, Dinilai Gagal Pimpin Kota Bekasi
KOTA BEKASI, WIP
Sejumlah elemen masyarakat kembali
menyoroti tajam Kinerja Walikota Bekasi, Rahmat Effendi. Menurutnya, Pepen - sapaan akrab Rahmat Effendi - telah
gagal memimpin Kota Bekasi. Ketua Umum Forum Warga Bekasi, Abdul Rozak, kemarin
mengatakan tolak ukur kegagalan itu karena tidak terlihat adanya peningkatan
pembangunan yang signifikan, ujarnya.
Menurut Abdul Rozak, sejumlah persoalan
yang paling mendasar dan bersentuhan langsung dengan masyarakat justru makin
menguatkan kegagalan kinerja Walikota Bekasi. "Masyarakat saat ini harus
cerdas dalam menilai pemimpinnya. Apa saja yang sudah diperbuat dan dikerjakan
untuk membangun dan mensejahterakan warganya," tutur Abdul Rozak.
Masalah sampah yang membuat Kota Bekasi
mendapat predikat kota terkotor mendapat perhatian serius Abdul Rozak. Menurut
dia, dengan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor retribusi sampah,
seharusnya pemerintah daerah tidak mendapat predikat yang membuat malu seluruh
warga Bekasi itu. "Mereka selalu berdalih, karena minimnya armada
pengangkut sampah. Ya dibelikan dong, warga kan membayar untuk membuang sampah.
Apalagi, APBD Kota Bekasi mencapai Rp2,7 triliun," jelasnya.
Selain itu, Walikota Bekasi tidak berhasil mengontrol dan
menjalankan pakta integritas. "Lihat saja pelantikan pejabat yang terkena
mutasi. Pangkat dan golongan lurah lebih rendah dari anak buahnya. Pejabat
fungsional, ujug-ujug menjadi pejabat structural dengan menduduki kepala UPDT
atau eselon IV," bebernya.
Carut marut dunia pendidikan juga tidak
luput dari kritik Abdul Rozak. Dia mencotohkan persoalan penerimaan siswa baru
(PSB) yang menuai kritik dan protes dari perkumpulan sekolah swasta yang tidak
mendapatkan siswa baru karena sistem bina lingkungan dan prestasi hanya
dijadikan alat kepentingan saja. "Bagaimana kasus PSB membuat hampir
bangkrut sekolah swasta karena tidak memiliki siswa baru," bebernya.
Selain PSB, lanjut Abdul Rozak, Forum
Warga Bekasi mengecam keras rencana pembangunan gedung perkantoran Pemkot
Bekasi 10 lantai. Menurut dia, pemaksaan pembangunan gedung itu menciderai rasa
keadilan masyarakat. "Kita semua tahu, persoalan kesehatan dan pendidikan
yang digembar-gemborkan gratis masih banyak kekurangannya. Pembangunan gedung
10 lantai itu justru membuat sinis masyarakat," jelasnya.
Ditambahkan Abdul Rozak, pelayanan publik
yang buruk oleh para pejabat di Kota Bekasi, dinilai semakin memperlihatkan
kegagalan Rahmat Effendi dalam menjalankan roda pemerintahan. "Kita bisa
melihat dan merasakan sendiri seperti apa pelayanan yang diberikan para pegawai
pemerintahan. Mau ambil e-KTP aja, pegawai kelurahan masih ada yang berani
minta uang sama warga. Itulah kenyataan Kota Bekasi dipimpin Rahmat
Effendi," pungkasnya. *Hasan S
Dampak Sutet, Warga Leuwinutug Resah
KAB. BOGOR, WIP.
Warga Kp.
Leuwinutug Rt 05/01, Desa Citeureup,
Kab. Bogor mengalami banyak dampak buruk
dari sutet yang berada dikampungnya.
Menurut Nuraeni selaku
KKS mengatakan kalau dampak dari sutet tersebut sangat banyak. ''Dampaknya pada
tetangga saya ada yang mengalami kebutaan, lumpuh, bahkan sampai
meninggal."katanya.
Nuraeni
menambahkan, pengaruh dari SUTET
tersebut sangat membahayakan karena
jaraknya tidak jauh dari pemumikiman warga. Sehingga warga sempat mogok
bayar listrik karena saking kesalnya
terhadap pihak PLN dan akan terus
melakukan aksinya mogok bayar listrik selama belum ada titik temu.
Ia menjelaskan, atas
nama Forum Silaturahim Masyarakat Bogor Timur akan terus menagih janji
konvensasi dari pihak PLN. Bahkan kalau terus -terusan tidak ada realisasinya
warga mengancam akan berdemo secara besar-besaran ke pihak PLN pusat, tambahnya.
Sementara Abdul miftah
selaku Rt mengatakan kalau pihaknya
tidak segan-segan untuk terus melakukan tagih janji terhadap pihak PLN
tentang konvensasi. ''saya berharap pemerintah terkait agar bisa memperhatikan
warga kami yang banyak terkena pengaruh buruk dari SUTET tersebut, kalau pihak
PLN tidak ada realisasi kami akan
berdemo atas nama Forum Silaturahim Masyarakat Bogor Timur agar bisa ada titik temu dari permasalahan
ini dan kamipun tidak segan-segan untuk memasang sepanduk tatkala presiden SBY
lewat desa kami agar memngetahui keadaan kami, karena desa kami setiap 3 bulan
sekali di lewati presiden," ujarnya. *Asep S
Dirut. RSUD Karawang, Menghindar Kejaran Wartawan
KARAWANG, WIP.
Jumat (16/11-12), Dirut
RSUD Kab Karawang terkesan sekali sudah melecehkan propesi jurnalis di salah
satu surat kabar,yaitu SKU Warta Indonesia Pembaharuan (Biro Karawang),Seperti
kesan nya sedang mengadakan rapat,akan tetapi dalam keberadaannya diduga
sengaja menghindar dari kejaran wartawan yang pada sebelumnya dia sudah
menjajikan untuk siap ketemu,namun janji tersebut sengaja dihindarinya dengan
alasan Ia bukan Dirut-nya melainkan staf RSUD,dikatakan Tepat didepan pintu
ruang Kantornya.
Sungguh prilaku yang
sangat tidak terpuji pejabat birokrasi dengan
jabatan seorang Direktur Utama yang harus melayani masyarakat,ini malah
wartawan dialung balang kebagian Humas RSUD, dan lalu bertemu dengan H.
Ruhimin, S.H., sebagai Humas di RSUD tersebut.dalam kesempatannya berkomunikasi
lewat Hp, anggota WIP mengatakan kepada Kabiro Karawang dia akan memberikan
penjelasan secara Detail Terkait Pengadaan Barang dan Jasa RSUD anggaran Tahun
2012 yang hampir mencapai 18 milyar lebih.
Seorang pemimpin yang
mestinya harus menjadi tuntunan dan dapat diteladani oleh bawahan nya,apalagi
dirinya menjabat sebagai Dirut Utama RSUD sebagai pusat pelayanan orang-orang
sakit,jelas dan harus menjadi kepastian hukum dalam memeberikan pelayanan yang
baik agar tidak terjadi pencitraan terhadap Bupati.
Seperti penuturan tokoh
wartwan terkait menyikapi prilaku kelakuan seorang dirut yang sudah melecehkan
jurnalis,"dikatakannya, merupakan pelanggaran terhadap Undang-Undang Pers.
dengan sengaja menghalang-halangi dan menghindari untuk wartawan boleh dinilai
seorang pengecut tidak pantas untuk menduduki jabatan sebagai Direktur,
berharap Bupati Karawang untuk bisa memberikan pembinaan terkait
prilakunya yang tidak pantas itu,demikian kalimat yang dilontarkan oleh
Tokoh Jurnalis Kabupaten Karawang yang
tidak mau disebutkan namanya.
Kelakuan
seorang Dirut yang patut dan layak diduga Berkorupsi pada kebiasaannya suka menghindar dari
wartawan,ada dibilang tidak ada,tidak sibuk dibilang sibuk dan tidak rapat
dibilang rapat.Sementara itu akan dibawa
kemana Visi dan Misi RSUD Karawang?, yang konon akan mementingkan pelayanan
kepada masyarakat tanpa melihat kaya dan miskinnya semua akan dilayani secara baik dan
manusiawi. Namun sayang, semua itu hanyalah isyapan jempol belaka, malu atuh
sama predikat sebagai RSUD terbesar
Se-Asia yang ternyata didalamnya terdapat kebrokbrokan pelayanan, ini
mencerminkan ketidak becusannya seorang direktur memenej administrasi secara
keseluruhan. *Dank
BARAK, Raskin Apeuk Berkualitas Buruk Dibagikan Pemerintah
KUNINGAN, WIP.
Barisan Rakyat Kuningan (Barak) menilai kebijakan
Beras Miskin (Raskin) dari Pemerintah salah kaprah. Pasalnya menurut Barak,
rakyat seharusnya diberikan beras yang berkualitas baik. Bukan malah sebaliknya
diberikan raskin yang berbau apek dan berkualitas buruk.
Salah seorang
anggota Barak, Khusnul Yadi dalam orasinya di depan kantor Setda Kuningan saat
berunjuk rasa, Senin lalu mengatakan, dengan adanya raskin adalah sebuah pelecehan
dari pemerintah kepada rakyatnya sendiri. Seiring dengan adanya program raskin
ini, rakyat akan tetap miskin, serta penyakitan.
Ketika rakyat mengkonsumsi raskin yang kurang
berkualitas lanjutnya, maka perkembangan gizi rakyat itu akan terhambat. Jika
sudah demikian, sulit rasanya rakyat miskin melakukan upaya peningkatan
kapasitas ekonominya.
"Bagaimana mau cerdas anak-anak kita, kalau
setiap harinya hanya diberi raskin yang bau apek itu. Harus ada program baru
dari pemerintah untuk memberikan jaminan pangan berkualitas bagi rakyatnya.
Khususnya rakyat miskin yang kesulitan mendapatkan beras serta bahan-bahan
pokok lainnya," terangnya. *Jajang.Mamat.
Jalan Lintas Usaha Pedesaan Masih Terbengkalai
MAJALENGKA, WIP
Jalan lintas usaha yang menghubungkan
desa Jatisawit dan Panyingkiran yang termasuk berada di dua kecamatan kabupaten
Majalengka masih terlihat rusak parah. Padahal jalan tersebut termasuk infrastruktural
yang memberikan kemudahan sarana transfortasi bagi masyarakat setempat dalam
melakukan berbagai efektifitas kerja yang menghubungkan daerah perdagangan.
Pada saat jumpa kerja monitoring dengan LSM Daerah Suara Abdi Bangsa di bale
desa ,H.Jojo.zaenal Abidin kepala desa
Jatisawit ,kecamatan Kasokandel sempat memberikan keterangannya kepada WIP
dimana jalan lintas usaha yang menghubungkan antara desa Jatisawit ke desa
Panyingkiran, Kecamatan Panyingkiran sudah lebih lima tahun kondisinya terbengkalai,
bahkan dirinya mengakui sejak tahun 2010 sudah berupaya mengajukan meminta
perbaikan ke pihak Pemda kabupaten Majalengka, tetapi hingga saat ini belum ada realisasi.
Jalan lintas Usaha Jatisawit dan
Panyingkiran ini berada pada posisi disekitar lahan pertanian yang juga menjadi
alternatif berbagai efektifitas oleh
kedua desa terkait. Walaupun panjang jalannya hanya 3000 meter dan mempunyai
lebar seluas 3 meter-an bagi masarakat setempat menjadi suatu sarana
tranfortasi yang sangat diidam-idamkan. Beberapa masyarakat domisili setempat menyampaikan keluhannya
kepada WIP, sepeti yanga dikatakan salah seorang pedagang sayuran, guru atau
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan petani penggarap dilokasi tersebut terkadang enggan melalui jalan lintas
Jatisawit-Panyingkiran. Keluhan yang
mereka rasakan jika melalui jalan lintas Jatisawit-Panyingkiran akan menambah
beban biaya transfortasi dan bisa mempercepat kerusakan kendaraan karena
keadaannya penuh tanjakan teterjal berkerikil.
" Sudah lima tahun lebih jalan desa
Jatisawit-Panyingkiran terbengkalai, padahal jalan ini sangat dirasakan warga
mampu mempermudah hubungan usaha dan dapat mengifiensi biaya operasional transfortasi. Karena
jalannya rusak parah sehingga masyarakat kami yang akan melakukan berbagai usaha
terpaksa harus mencari jalan yang lebih
efektif walalupun harus menempuh jarak
lebih jauh serta menguras beban biaya transfortasi yang cukup mahal " Ujar salah seorang
tokoh setempat.
H.Jojo Z.A, Kuwu Jatisawit mengatakan
kondisi jalan desa yang menghubungkan Jati Sawit-Panyingkiran sudah diajukan minta perbaikan ke pihak
kabupaten. Bahkan ketika saat acara Hari Ulang Tahun Kecamatan Kasokandel saat
ini lokasinya belum ada realisasi. Ujarnya mengeluhkan.
Keinginan yang menggebu dari kepala desa
Jatisawit untuk menuntaskan pembangunan infrasruktur didesanya semata untuk
meningkatkan leading sektor ekonomi masarakatnya. Kepala desa yang bijak ini betul-betul sangat dibanggakan bagi
warganya dan merupakan sosok yang mampu memberikan sauri tauladan.
" Saya merasa kagum terhadap kuwu
H.Jojo, setiap kali warga desa mendapat
musibah ia akan segera membantunya terutama saya sediri bisa merasakan
kebaikannya, ketika keluarga sakit parah pak kuwu merelakan mobil pribadinya
digunakan mengantar ke rumah sakit tampa meminta upah apapun. Dan yang sangat
ironisnya ketika istrinya sendiri akan melahirkan ia malah kerepotan tidak ada
kendaraan untuk mengantarkannya terpaksa dengan rela hati harus menyewa
kendaraan dari orang lain karena mobilnya dipakai membawa tetangganya ke salah satu rumah sakit di Cirebon. Untuk sarana jalan lintas Jatisawit
ini saya berharap segera dibantu pemerintah agar kelancaran berbagai kerja
dibidang usaha warga kami bisa lebih
memadai. " Ujar salah satu warga pada Warta Indonesia Pembaharuan.
*M42N.S
Warga Klapanunggal - Bojong, Protes Pemerintah Kondisi Jalan Buruk
KAB. BOGOR, WIP.
Jalan Raya Klapanunggal-Bojong yang berada di kawasan
Desa Klapanunggal, Kec. Klapanunggal, Kab.Bogor
seperti yang terlihat dari pantauan WIP sangat menghawatirkan dan memprihatinkan.
Menurut kepala Desa Tini Prihartini bahwa jalan
tersebut sudah sering diajukan lewat MUSRENBANG di kecamatan namun hingga
sekarang belum ada perbaikan.
'Kami sudah mengajukan proposal ke pemda bahkan di
kecamatan tiap MUSRENBANG pun sering di bicarakan. sebelumnya pernah di
perbaiki namun sudah hancur dikarenakan hanya di aspal biasa saja mungkin yang
lebih baik di betonisasi agar awet.
" jelas Kades Tini.
''setiap tahun pun sering di MUSRENBANG kan dan mungkin kalau di betonisasi bisa awet,sebenarnya dari pemerintah Kabupatenpun
ada dana untuk pemeliharaan jalan tersebut sekitar 640jt tapi saya tidak tahu kemana dana
tesebut di realisasikan dan saya tahu
direalisasi kejalan hanya tambal sulam saja dan yang kami harapkan adalah
betonisasi." tambahnya .
Menurut seorang warga, Budi, jalan tersebut sudah
lama dari habis lebaran dan pernah
diperbaiki sebelum lebaran.
''sebelumnya
sudah pernah di tambal sulam saja dan sekarang sudah rusak lagi. Kami
khawatirkan akan banyaknya terjadi kecelakaan
di jalan ini soalnya sudah banyak kejadian, seprti truk yang terrguling dengan keadaan jalan
tersebut. Kami beraharap agar pemerintah
terkait agar bisa meninjau lokasi dan bisa di perbaiki ." harap Budi.
*Asep S.
Proses Belajar Mengajar Terganggu, SMP-N 03 Citeureup Dikelilingi Pabrik
KAB. BOGOR, WIP.
SMPN 3 Citeureup yang berada di kawasan
Desa Babakan Tarikolot, Kec. Citeureup, Kab.Bogor kini dikelilingi banyak
pabrik, yang dulunya tengah-tengah sawah kini menjadi tengah-tengah industry
(pabrik-red). pihak sekolah sangat kawatir akan terganggunya kegiatan belajar
mengajar (KBM) .
Menurut Humas SMPN 3 Citeureup,
Odih, mengatakan sebenarnya lokasi sekolah sangat strategis.
"kalau kawatir, ya pasti ada takut terjadi kebisingan dengan adanya pabrik
disekitar sekolah kami. tapi kami juga berharap
agar adanya kerjasama antara pihak sekolah dengan pihak
perusahaan." Harap Odih.
Odih menambahkan dengan adanya kerjasama
nantinya pihak perusahaan bisa membantu memfasilitator tentang sarana dan
prasarana sekolah, tambahnya.
Ia menjelaskan dengan sejauh ini belum
ada bantuan dari pihak perusahaan tersebut kemungkinan karena perusahaan
tersebut belum berjalan jadi sampai
dengan saat ini dari pihak sekolah belum ada bantuan'ya mudah -mudahan setelah
berjalan dari perusahaan tersebut dapat membantu sekolah kami yang tentunya
dengan kerjasama yang baik dan saling menguntungkan tidak ada yang di rugikan ,
tutupnya. *Asep S.
Raperda Tataruang Wilayah Kota Banjar Menuai Protes
BANJAR, WIP.
Raperda rencana Tata
ruang dan wilayah RTRW Kota Banjar Tahun 2012-2032 yang sedang dalam proses
pembahasan dan pengesahan di DPRD Kota Banjar akan menentukan kondisi ruang
Kota Banjar untuk 20 tahun yang akan datang rencana Tataruang RTRW kota Banjar
adalah induk kebijakan pembangunan di kota Banjar kebijakan ini akan berdampak
langsung pada ekosistem kota serta perubahan pola Ruang baik fisik,sosial dan
ekonomi maupun ekologi kota.wajah kota Banjar 20 tahun ke depan akan di
tentukan pada Perda RTRW kota Banjar 2012-2032 yang sedang disusun dan akan
ditetapkan.
Urgensi pasal 15 UU No
32 Tahun 2009 menyatakan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib
membuat KLHS untuk memastikan bahwa perinsip pembangunan berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintergas dalam pembangunan satu wilayah dan /atau
kebijakan, rencana, dan/atau program, artiya bahwa KLHS merupakan
sebuah instrument penting dalam penyusunan RTRW kota Banjar namun pemerintah kota
Banjar tidak melakukan proses KLHS sebagai mana yang di tegaskan dalam undang
undang tersebut.
Oleh karena itu,
Paguyuban Bale Rahayat -Walhi Jawa Barat menilai Raperda ini secara subtansi
belum memiliki keberpihakan pada keberlanjutan ekologi kota Banjar, tapi
Raperda lebih berorientasi pada jasa dan perdagangan pro modal dan investor
yang akan menambah parah situasi ekologi di kota Banjar.
Mencermati proses
perumusan Raperda RTRW kota Banjar, Walhi Jawa Barat Paguyuban-Bale Rahayat
menilai bahwa pemerintah kota Banjar belum melibatkan partisipasi public atau
para pemangku kepentingan yang luas. Padahal
pasal 60 UU No 26 Tahun 2007 menyatakan bahwa dalam penatan ruang
setiap orang berhak untuk mengetahui rencana tata ruang. Proses
perumusan perda seharusnya mengedepankan perinsip keterbukaan dalam
arti seluruh lapisan masarakat/warga kota dan para pemaku kepentingan di
berikan kesempatan seluas luasnya untuk mengetahui dan memberikan masukan dalam
proses penyusunan perda agar peraturan yang terbentuk menjadi populi ,dan
menjadi pijakan bersama untuk di jalankan. Walhi Jawa Barat -Paguyuban
Bale Rahayat menilai tidak ada proses konsultasi public yang di lakukan oleh
pemerintah kota Banjar dan sosialisai yang luas baik di media cetak ataupun
elektronik..
Proses ini di
perparah ketika legallisai berlangsung kinerja pansus dalam pembahasan raperda
RTRW sangat buruk dan tidak partisipatif. Walhi Jawa Barat-Paguyuban Bale
Rahayat menilai proses pembahasan yang di lakukan secara partisipatif
melibatkan para pihak. Ada kecenderungan bahwa proses pembahasan di lakukan
secara tergesa gesa.sesuai dengan UU No 10 Tahun 2004 tentang pembentukan
peraturan perundang undangan pasal 53 menyatakan bahwa masyarakat berhak
memberikan masukan secara lisan atau tulisan dalam rangka penyiapan atau
pembahasan rencana undang undang dan rencana peraturan daerah. Hal ini sejalan dengan Undang Undang No 32 tahun
2004 tentang pemetrintah daerah pasal 139. Seharusnya proses pembahasan raperda
dilakukan melalui serangkaian konsultasi public denan melibatkan para pemangku
kepentingan di kota Banjar, tutur Ketua Walhi Jawa Barat. *Dndi
Terkait IMB, DPRD Majalengka Panggil PLN
MAJALENGKA, WIP.
Pembangunan gardu listrik milik PT PLN
di Desa Banjaransari, Kecamatan Cikijing, Kabupaten Majalengka menuai polimik.
Hal ini dikatakan Ketua DPRD Majalengka, H. Surahman setelah menerima ratusan warga
Desa Banjaransari yang menolak pembangunan gardu listrik tersebut.
Lebih lanjut, DPRD akan minta keterangan
dari sejumlah intansi terkait. DPRD juga akan memanggil Badan Pelayanan Terpadu
dan Penanaman Modal yang telah mengeluarkan IMB ataupun dari BPLH yang telah
mengeluarkan rekomendasi dan kajian analisis dampak lingkungan, kata Herman.
Sementara itu diperoleh informasi bahwa
IMB untuk pembangunan gardu induk tersebut telah dikeluarkan oleh Badan
Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Majalengka pada pertengahan
tahun 2011 lalu karena pembangunan gardu dianggap telah memenuhi syarat.
Surat tersebut dikeluarkan hampir
bersamaan dengan rekomendasi dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi
Jawa Barat yang menerangkan bahwa pembangunan gardu induk diperbolehkan dan
tidak membahayakan. Kajian tersebut disusul oleh hasil kajian dari Lembaga
Penelitian ITB dengan hasil yang sama yang menyebutkan tidak akana da dampak
radiasi kepada lingkungan sekitar.
Menurut sumber di Kantor Pelyanan Terpadu
dan Penanaman Modal Kabupaten Majalengka, ketika itu karena ada protes dari
masyarakat maka pihak PT PLN meminta kajian pembanding dari ITB, dan hasilnya
ternyata sama tidak ada kalimat yang menyatakan membahayakan masyarakat.
Bahkan menurutnya Kejaksaan Tinggi Jawa
Barat juga sudah melakukan uji materil terhadap seluruh dokumen pembanguanan
gardu induk dengan kapasitas 150 KV tersebut. Hasil iji materil tesrebut
dinyatakan sah dan tidak melanggar hukum.
Makanya pada minggu kemarin Bupati juga
berupaya melakukan sosialisasi kepada masyarakat menyangkut hal tersebut.
Selainseluruh dokumen telah keluar secara sah dan dianggap tidak membahayakan,
juga energi listrik sangat dibutuhkan oleh masyarakat di Kabupaten Majalengka
untuk kebutuhan industri. *Ddng/kabiro/Asp
Jangan Biarkan Rakyat Miskin Menderita
Sutiah
Memelas Uluran Tangan Bupati Sutrisno,
MAJALENGKA, WIP
Jaman globalisasi sekarang ini masih ada Rumah tidak
layak huni (Alias mau roboh) tampak dalam gambar, yang belum di sentuh
pemerintah tatkala program memberikan bantuan-bantuan kepada masyarakat kecil
dalam memberantas kemiskinan. Seperti halnya bantuan untuk Rumah Tidak Layak
Huni (Rutilahu) yang di duga penyaluran bantuan tersebut di manfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab.Seperti permasalahan yang ditemukan wartawan wip di lapangan
penerima manfaat hanya menerima bahan material alakadarnya.
Seperti halnya rumah milik Ibu Sutiah yang beralamat
di blok ketos RT 01/RW 01 Desa Banjaran, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten
Majalengka nyaris roboh. Bangunan
tersebut berdinding bilik dan beberapa potong pasangan bata merah, usuk-usuk
bambu dan tiang penyangga yang sudah rapuh karena rumah Ibu Sutiah di bangun
sudah 10 tahunan.
Ketika di
kunjungi wartawan WIP, Ibu Sutiah sangat mengeluh karena mau tidur tidak tenang
karena takut ketimpa bangunan. "Kadang kalau ada angin kencang, saya dan
anak cucu saya segera mengungsi ke rumah tetangga. Saya berharap ada yang
peduli dan memperhatikan kami dan kami sangat berharap sekali bapak Pembangunan
Bapak Bupati Haji Sutrisno S.E.M.Si segara meninjau rumah kami serta uluran pihak terkait
lainnya." harap Ibu Sutiah. *A. Banteng
Siswa Belajar di Mushola
INDRAMAYU, WIP
Kondisi
puluhan siswa SDN Pekandangan 1 Desa Pekandangan, Kecamatan Indramayu, sungguh
memprihatinkan. Akibat renovasi sekolah yang mengalami keterlambatan anggaran,
mereka terpaksa harus belajar di sebuah mushola.
Berdasarkan pantauan WIP
Senin (10/12), siswa yang duduk di kelas empat itu belajar di Mushola Miftahul
Ulum, Desa Pekandangan. Duduk lesehan atas lantai mushola, tanpa meja dan kursi
belajar, membuat siswa terpaksa harus membungkuk di atas lantai jika menulis.
Hal ini sangat dikeluhkan para siswa. ''(Karena membungkuk), punggung jadi
terasa cepat pegal saat belajar, kaki juga kesemutan,'' tutur salah seorang
siswa, Sahita.
Para siswa mengaku,
belajar di mushola sudah dilakoni sejak Okteober 2012 tersebut membuatnya tidak
bisa berkonsentrasi dalam belajar. Karena itu, dia berharap proses renovasi
ruang kelasnya segera selesai sehingga bisa digunakan kembali sebagai tempat
belajar yang nyaman.
Pendapat senada
diungkapkan beberapa guru SDN
Pekandangan 1. Mereka menyatakan, ketiadaan kursi dan meja di dalam mushola
terpaksa membuatnya selalu berdiri setiap kali mengajar.
Mereka pun mengaku
kondisi tersebut sangat mengganggunya dalam memberikan pelajaran kepada para
siswa. Bahkan, akibat terlalu lama berdiri, kakinya pun menjadi
bengkak-bengkak.
Sementara itu, selain
menempati mushola, para siswa SDN Pekandangan 1 yang duduk di kelas satu, tiga,
dan lima juga terpaksa menumpang di Madrasah Raudlatul Ulum Desa Pekandangan.
Namun, kondisi mereka lebih baik karena tetap bisa belajar menggunakan kursi
dan meja.
Sedangkan siswa kelas
dua dan enam, menempati bangunan seolah lama yang kini sedang direnovasi.
Mereka pun terpaksa harus rela belajar dengan pemandangan ruang kelas yang
dipenuhi bahan-bahan material bangunan.
Kepala Sekolah SDN
Pekandangan 1, Muhammad Abu Yazid, saat dikonfirmasi, membenarkan kondisi yang
dialami para anak didiknya. Dia menyatakan, terpaksa meminjam bangunan madrasah
dan mushola sebagai tempat belajar mengajar siswa dan guru yang ada di sekolahnya.
Yazid mengungkapkan,
proses renovasi sekolah memang tidak berlangsung dengan mulus. Dia menyatakan,
ada keterlambatan cairnya anggaran sehingga secara otomatis menghambat proses
renovasi sekolah.
Ia menyebutkan,
pancairan anggaran tahap pertama sudah terjadi pada Oktober 2012 dan langsung digunakan untuk proses renovasi.
Untuk pencairan anggaran tahap kedua dan ketiga, seharusnya sudah turun pada
November dan Desember 2012. Namun, anggaran tahap kedua ternyata turun pada 30
November 2012, sehingga baru bisa dicairkan pada 3 Desember 2012. *Ujang
B/damuri
RSUD Karawang, Diduga Dana 18M Banyak diPenggal
KARAWANG, WIP
Dalam rangka meningkatkan pelayanan
masyarakat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kab Karawang, dialokasikan
sejumlah anggaran baik dari APBN,maupun APBD I dan APBD II.Anggaran tersebut
kemungkinan besarnya terserap dalam bentuk pengadaan barang dan jasa, yang pada
setiap tahunnya hampir mencapai 18 milyar lebih, namun alangkah terkejutnya
bila kita melihat pengajuan anggaran 2012
yang ternyata belum terlealisasi semuanya sedangkan mata anggara sudah
terserap hampir sepenuhnya. Kejanggalan
dan dugaan korupsi ditubuh RSUD Karawang mengundang kontorpersi semua
kalangan.
Menindaklanjuti penemuan adanya dugaan
KKN ditubuh RSUD Karawang WIP mencoba menelusuri proyek pengadaan barang dan
jasa anggaran tahun 2012 yang jumlahnya
hampir 18 milyar lebih, dari mulai ALKES (alat kesehatan), bangunan intalasi
pembakaran limbah, dan pembelian Jenset
yang anggaranya tidak tanggung-tanggung mencapai milyaran rupiah.
Menurut Kahumas RSUD Karawang,
Ruhimin, menyangkal adanya
persekongkolan kongkolingkong antara pihak
Rekanan dan Rumah Sakit, sampai
sejauh ini semua mata anggaran yang diajukan sesuai presedur, katanya.
Lain halnya, dengan pengakuan salah satu
mandor tangan kanan rekanan yang mendapatkan salah satu proyek pengadaan barang
dan jasa tahun anggaran 2012 yang
berhasil ditemu WIP beberapa pekan lalu mengatakan, bahwa untuk mendapatkan
proyek ini sudah ada komitmen dengan pihak panitia ataupun PPTK RSUD sebesar
10% untuk setiap jumlah mata anggaran,
yaitu untuk pengadaan barang dan jasa di
RSUD Karawang.Dugaan kejahatan ini sepertinya teroganisir dan patut disoroti
oleh pihak berwenang, bahkan ada salah satu rumor mengatakan proyek ini ada
campur tangan Dewan Pusat dari Komisi IX dan apabila ada rekenan yang belum
bisa menyelesaikan kontraknya akan mendapatkan denda administrasi secara
keseluruhan, infonya.
Namun
apa yang dikatakan humas RSUD jauh sekali dengan penemuan WIP dalam
paktanya semua pengadaan barang dan jasa tahun anggaran 2012 hampir sebagian
besar belum ada bukti pisiknya, hal ini menimbulkan kecurigaan publik yang
patut disoroti oleh pihak yang berwenang karena bukan uang kecil bagi anggaran
sekarang ini. Apa lagi kalau kita
melihat cara pelayanan yang buruk terhadap masyarakat, semua membuktikan adanya KKN ditubuh RSUD
Karawang.
Sementara itu,untuk pengadaan barang dan
jasa pihak RSUD Karawang telah mengajukan pada tanggal 27 januari 2012 yang
ditanda tangani langsung oleh Dirut Dr. Hj. Wuwuh Utami Ningtyas, M.Kes.,
sebagai PA di RSUD,sesuai dengan data Rencana anggaran satuan kerja
(RASKA),data Red. Seperti Contoh untuk, Kaos Satpam Rp 1.191.312.760,-, sumber
dana BLUD_RSUD. KSO CLEANING SERVICE Rp
1.859.258.170,-. sumber dana BLUD RSUD. Pakaian Dinas Rp 480 juta, sumber dana
BLUD RSUD. Yang jumlahnya tidak kurang
dari 18 milyar,termasuk didalamnya untuk
anggaran membantu pelayanan ke masyarakat Karawang namun sebegitu besarnya
anggaran pelayanan kepada masyarakat sangat buruk sekali. Ini
semua dirasakan langsung oleh
masyarakat Karawang ataupun luar dari Karawang yang sempat berbincang-bincang
dengan WIP beberapa pekan lalu.
Ada beberapa pengajuan yang sampai
sekarang belum terlealisasikan yakni pengadaan Kaos Satpam dan Baju Dinas,
padahal mata anggarannya sendiri diambil dari BLUD RSUD sendiri,ini membuktikan
bahwa proyek pengadaan Barang dan Jasa tahun anggaran 2012 RSUD Karawang Syarat
KKN dan Wajib digiring kepihak Kejaksaan baik Kajati ataupun Kajagung sebab
semua ini sudah jelas membuktikan pihak RSUD telah berkolaborasi dengan pihak rekanan
untuk menumpuk kekayaan semata.
Mengomentari terkait pengadaan barang dan
jasa tahun anggaran 2012 yang menelan uang Negara sebesar 18 milyar lebih untuk
tahun ini, Kadif Humas LSM Pelopor Putra
Bangsa akan melayangkan surat kepada pihak kejaksaan untuk mengaudit semua mata
anggaran yang diajukan pihak RSUD Karawang yang ditujukan kepada Negara baik
itu APBN ataupun APBD dan kami dari LSM akan ada digaris paling depan untuk
menyelamatkan uang Negara dari para koruptor-koruptor RSUD sesuai dengan misi
kami dalam penyelamatan uang Negara yang keseluruhan. *Dank
Panitia Pilkades, Desa Bengle Kecamatan Majalaya Diduga Gelembungkan Surat Suara
KARAWANG.WIP
Pilkades di Desa Bengle Kecamatan Majalaya, sepanjang pengamatan WIP yang
mengikuti jalannya pelaksanaan pemungutan suara di desa ini tidak pernah
terfikir kalau ada masalah paska pemilihan, sebab melihat kesiapan panitia dan
tata cara pelaksanaannya terlihat paling rapi diantara desa desa yang
lainnya.hanya saja bedanya panitia terkesan arogan dan tidak kooperatif dengan
awak media .
Dari empat kontestan peserta pilkades Bengle muncul
nama-nama baru, 1. Ota Sutisna 2. Rosid,
3. Titin Supini (Incumbent), dan 4. Lia Amelia
yang berdomilisi di Citra Kebun Mas. Nama Lia Amelia yang akhirnya terpilih sebagai
pemenang berdasarkan perhitungan suara mengungguli Ota Sutisna yang massanya lebih besar dan
mendapatkan dukungan penuh tokoh-tokoh lokal Bengle baik tokoh Agama, Pemuda
dan tokoh masyarakat dari kalangan pengusaha. Ini yang menyebabkan rasa kecewa
dan ketidakpuasan para pendukung, ada apa ini?
Rumor adanya penggelembungan surat suara menyebabkan
kontestan tidak mau menandatangi surat berita acara pilkades Desa Bengle,
Kecamatan Majalaya bahkan ada kabar panitia mencetak ulang surat suara dengan
cara di sken dan dicetak sesuai dengan yang aslinya. Benar dan tidaknya rumor ini, pihak yang berwajib
harus ektra kerja keras mengungkap kasus ini.
Mereka (simpatisan-red) tidak tahu dan tidak mau tahu
politik karena dalam politik bukan
seperti matematika yang satu tambah satu jadi dua dalam politik yang bersifat
abstrak ini kemunginan bisa terbalik dan inilah yang menyebabkan anarkis
terjadi di Desa Bengle.
Pasca
pemilihan semua pihak semestinya harus berfikir jernih dan menyikapi persoalan
dengan kepala dingin karena kekecewaan yang memuncak akan menutup akal sehat
dan tidak bisa lagi berfikir logis konsekwensi
dari suatu kontes pasti ada yang menang dan kalah seyogyanya sebelum
hari H harus ada penandatanganan pernyataan sikap dari kontestan siap menang
dan siap kalah disaksikan seluruh panitia dan perwakilan tokoh dari belbagai
unsur masyarakat agar hal semacam ini tidak terjadi lagi dimasa yang akan
datang. *Dank
22 November 2012
Taufiq Gunawansyah, S.IP, M.Si, Cabup & Ir.H.Usep Kamaruzaman M.M, Cawabup’ Matengkan Diri Tanpa Koalisi”
Fhoto : Pasangan Duet, H. Taupiq Gunawansyah S.IP, MS.i (CaBup) & H. Usep Kamaruzaman M.M (CawaBup), se'usai Pendaftaran Diri Di KPUD Kab.Sumedang |
SUMEDANG, WIP
Di Alun-alun pusat kota Kab. Sumedang, tepatnya pada hari Sabtu malam Minggu hingga hari Minggu
tanggal 4 september 2012, masyarakat berdatangan dari berbagai pelosok desa
serta kota yang ada di Kab. Sumedang, Mereka sangat
berantusias ramai-ramai ingin
menghadiri dan menyaksikan langsung dari dekat
mengenai, lauching album dan Deklarasi penetapan H. Taufiq Gunawansyah S.IP., M.Si., sebagai calon resmi untuk menjadi bupati Kab. Sumedang
dari partai Pohon
beringin(Golkar Suara Rakyat).
Figur Ofiq yang merupakan
ketua DPC Partai Golkar,
Ia juga sebagai Wakil bupati Kab. Sumedang, sepertinya memang sudah tidak asing lagi dikenal masyarakat, terutama dari kiprahnya yang selalu hadir dalam
komunitas bawah hingga kepedulian terhadap kepentingan masyarakat banyak maupun dilingkungan tempat tinggalnya, hal ini terbukti
ketika Ofiq
(CABUP) saat
berkeliling arak-arakan deklarasi penetapan Calon
Bupati Kab. Sumedang priode 2013-2018. Demikian akrabnya menyapa para pedagang dipasar alun-alun, kelihatan para pedagang menyambutnya dengan meriah, terbidik
wartawan, mereka sedang berbincang dengan Ofiq akan harapan Sumedang kedepan
supaya lebih maju dan berkembang, pintanya.
Saat
dikonfirmasi WIP, tentang harapan masyarakat Sumedang terkait yang akan menjadi
kriteria program utama, Cabup Ofiq mengatakan, ”Bahwa masyarakat itu nyawa saya
dan sudah pasti jelas akan merupakan tugas saya untuk membahagikan mereka”, selain itu, Ofiq merasa sangat oftimis
terhadap calon wakil bupati yang akan mendampinginya nanti pasti masih orang
partai Golkar, (Propesional), karena saya berkeyakinan ketika kita berpasangan dengan
orang yang masih satu jalur satu tujuan pasti tidak akan berpikir untuk
mementingkan diri sendiri, hal ini diutarakan disela penetapan calon Wakil Bupati
Ir. H. Usep Kamaruzaman, M.M.
Penegasan
kalimat dalam oftimisme tanpa koalisi, Kang Ofiq, kembali menyatakan pada saat
setelah pendaftaran calon bupati dan calon wakil bupati di KPUD Sumedang, dalam
konfrensi Pers 10 september 2012 lalu, dijelaskan Cabup dan Cawabup mengapa
demikian, prihal ini karena dalam kepemimpinan bupati dan wakil bupati nanti sudah
pasti harus selaras dan seimbang dalam menjalankan tugas amanat dari
masyarakat, jika kalau nanti kami menang dan memimpin, Sumedang harus Nanjeur
dalam segala hal bidang Iptek, maka dari itulah saya berprinsip tanpa koalisi
supaya tidak bertumpuk Cawadan kepentingan.
Potret
kepemimpinan kepala daerah priode sebelumnya, telah mengukir catatan buruk bagi
rakyat sumedang,alasannya selama dalam kurun 2 priode tanpa kelihatan kemajuan
inprastruktur yang dapat dibanggakan oleh masyarakat sumedang pada umumnya, selain
kelihatan keberadaan jalan di wilayah kab. Sumedang 60 % nya rusak parah, fakta
membuktikan kondisi jalan didepan pusat kantor pemerintahan kab. sumedang
demikian menghawatirkan rusak berat. Sekarang ini waktunya Sumedang bangkit
dari keterpurukan, sudah waktunya putra asli daerah dan yang muda memimpin
Sumedang, agar menjadi Sumedang Nanjer Sumedang Membangun.*Red
Langganan:
Postingan (Atom)