MAJALENGKA, WIP
Jalan lintas usaha yang menghubungkan
desa Jatisawit dan Panyingkiran yang termasuk berada di dua kecamatan kabupaten
Majalengka masih terlihat rusak parah. Padahal jalan tersebut termasuk infrastruktural
yang memberikan kemudahan sarana transfortasi bagi masyarakat setempat dalam
melakukan berbagai efektifitas kerja yang menghubungkan daerah perdagangan.
Pada saat jumpa kerja monitoring dengan LSM Daerah Suara Abdi Bangsa di bale
desa ,H.Jojo.zaenal Abidin kepala desa
Jatisawit ,kecamatan Kasokandel sempat memberikan keterangannya kepada WIP
dimana jalan lintas usaha yang menghubungkan antara desa Jatisawit ke desa
Panyingkiran, Kecamatan Panyingkiran sudah lebih lima tahun kondisinya terbengkalai,
bahkan dirinya mengakui sejak tahun 2010 sudah berupaya mengajukan meminta
perbaikan ke pihak Pemda kabupaten Majalengka, tetapi hingga saat ini belum ada realisasi.
Jalan lintas Usaha Jatisawit dan
Panyingkiran ini berada pada posisi disekitar lahan pertanian yang juga menjadi
alternatif berbagai efektifitas oleh
kedua desa terkait. Walaupun panjang jalannya hanya 3000 meter dan mempunyai
lebar seluas 3 meter-an bagi masarakat setempat menjadi suatu sarana
tranfortasi yang sangat diidam-idamkan. Beberapa masyarakat domisili setempat menyampaikan keluhannya
kepada WIP, sepeti yanga dikatakan salah seorang pedagang sayuran, guru atau
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan petani penggarap dilokasi tersebut terkadang enggan melalui jalan lintas
Jatisawit-Panyingkiran. Keluhan yang
mereka rasakan jika melalui jalan lintas Jatisawit-Panyingkiran akan menambah
beban biaya transfortasi dan bisa mempercepat kerusakan kendaraan karena
keadaannya penuh tanjakan teterjal berkerikil.
" Sudah lima tahun lebih jalan desa
Jatisawit-Panyingkiran terbengkalai, padahal jalan ini sangat dirasakan warga
mampu mempermudah hubungan usaha dan dapat mengifiensi biaya operasional transfortasi. Karena
jalannya rusak parah sehingga masyarakat kami yang akan melakukan berbagai usaha
terpaksa harus mencari jalan yang lebih
efektif walalupun harus menempuh jarak
lebih jauh serta menguras beban biaya transfortasi yang cukup mahal " Ujar salah seorang
tokoh setempat.
H.Jojo Z.A, Kuwu Jatisawit mengatakan
kondisi jalan desa yang menghubungkan Jati Sawit-Panyingkiran sudah diajukan minta perbaikan ke pihak
kabupaten. Bahkan ketika saat acara Hari Ulang Tahun Kecamatan Kasokandel saat
ini lokasinya belum ada realisasi. Ujarnya mengeluhkan.
Keinginan yang menggebu dari kepala desa
Jatisawit untuk menuntaskan pembangunan infrasruktur didesanya semata untuk
meningkatkan leading sektor ekonomi masarakatnya. Kepala desa yang bijak ini betul-betul sangat dibanggakan bagi
warganya dan merupakan sosok yang mampu memberikan sauri tauladan.
" Saya merasa kagum terhadap kuwu
H.Jojo, setiap kali warga desa mendapat
musibah ia akan segera membantunya terutama saya sediri bisa merasakan
kebaikannya, ketika keluarga sakit parah pak kuwu merelakan mobil pribadinya
digunakan mengantar ke rumah sakit tampa meminta upah apapun. Dan yang sangat
ironisnya ketika istrinya sendiri akan melahirkan ia malah kerepotan tidak ada
kendaraan untuk mengantarkannya terpaksa dengan rela hati harus menyewa
kendaraan dari orang lain karena mobilnya dipakai membawa tetangganya ke salah satu rumah sakit di Cirebon. Untuk sarana jalan lintas Jatisawit
ini saya berharap segera dibantu pemerintah agar kelancaran berbagai kerja
dibidang usaha warga kami bisa lebih
memadai. " Ujar salah satu warga pada Warta Indonesia Pembaharuan.
*M42N.S
Tidak ada komentar:
Posting Komentar