Wartawan WIP dilengkapi dengan kartu identitas, pin, surat tugas liputan dan tercantum dalam box redaksi. Bagi yang tidak dilengkapi dengan identitas resmi dan namanya tidak tercantum dalam box, redaksi tidak bertanggung jawab

22 Desember 2012

Pepen, Dinilai Gagal Pimpin Kota Bekasi


KOTA BEKASI, WIP
Sejumlah elemen masyarakat kembali menyoroti tajam Kinerja Walikota Bekasi, Rahmat Effendi. Menurutnya,  Pepen - sapaan akrab Rahmat Effendi - telah gagal memimpin Kota Bekasi. Ketua Umum Forum Warga Bekasi, Abdul Rozak, kemarin mengatakan tolak ukur kegagalan itu karena tidak terlihat adanya peningkatan pembangunan yang signifikan, ujarnya.
Menurut Abdul Rozak, sejumlah persoalan yang paling mendasar dan bersentuhan langsung dengan masyarakat justru makin menguatkan kegagalan kinerja Walikota Bekasi. "Masyarakat saat ini harus cerdas dalam menilai pemimpinnya. Apa saja yang sudah diperbuat dan dikerjakan untuk membangun dan mensejahterakan warganya," tutur Abdul Rozak.
Masalah sampah yang membuat Kota Bekasi mendapat predikat kota terkotor mendapat perhatian serius Abdul Rozak. Menurut dia, dengan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor retribusi sampah, seharusnya pemerintah daerah tidak mendapat predikat yang membuat malu seluruh warga Bekasi itu. "Mereka selalu berdalih, karena minimnya armada pengangkut sampah. Ya dibelikan dong, warga kan membayar untuk membuang sampah. Apalagi, APBD Kota Bekasi mencapai Rp2,7 triliun," jelasnya.
Selain itu,  Walikota Bekasi tidak berhasil mengontrol dan menjalankan pakta integritas. "Lihat saja pelantikan pejabat yang terkena mutasi. Pangkat dan golongan lurah lebih rendah dari anak buahnya. Pejabat fungsional, ujug-ujug menjadi pejabat structural dengan menduduki kepala UPDT atau eselon IV," bebernya.
Carut marut dunia pendidikan juga tidak luput dari kritik Abdul Rozak. Dia mencotohkan persoalan penerimaan siswa baru (PSB) yang menuai kritik dan protes dari perkumpulan sekolah swasta yang tidak mendapatkan siswa baru karena sistem bina lingkungan dan prestasi hanya dijadikan alat kepentingan saja. "Bagaimana kasus PSB membuat hampir bangkrut sekolah swasta karena tidak memiliki siswa baru," bebernya.
Selain PSB, lanjut Abdul Rozak, Forum Warga Bekasi mengecam keras rencana pembangunan gedung perkantoran Pemkot Bekasi 10 lantai. Menurut dia, pemaksaan pembangunan gedung itu menciderai rasa keadilan masyarakat. "Kita semua tahu, persoalan kesehatan dan pendidikan yang digembar-gemborkan gratis masih banyak kekurangannya. Pembangunan gedung 10 lantai itu justru membuat sinis masyarakat," jelasnya.
Ditambahkan Abdul Rozak, pelayanan publik yang buruk oleh para pejabat di Kota Bekasi, dinilai semakin memperlihatkan kegagalan Rahmat Effendi dalam menjalankan roda pemerintahan. "Kita bisa melihat dan merasakan sendiri seperti apa pelayanan yang diberikan para pegawai pemerintahan. Mau ambil e-KTP aja, pegawai kelurahan masih ada yang berani minta uang sama warga. Itulah kenyataan Kota Bekasi dipimpin Rahmat Effendi," pungkasnya. *Hasan S


Tidak ada komentar: