Wartawan WIP dilengkapi dengan kartu identitas, pin, surat tugas liputan dan tercantum dalam box redaksi. Bagi yang tidak dilengkapi dengan identitas resmi dan namanya tidak tercantum dalam box, redaksi tidak bertanggung jawab

22 November 2012

BEJADNYA, MORAL PEJABAT BIROKRASI KARAWANG


KARAWANG, WIP
Wanita, jabatan, kekuasaan, harta dan tahta, apabila tidak dibarengi dengan rasa keimanan dan ketakwaan yang luhur kepada maha pencipta serta rendahnya pemahaman terhadap norma-norma Agama biasa menjadikan seseorang kepada kekupuran, contoh, Keadaan Pejabat  Birokrasi di Karawang hanya mementingkan diri sendiri semata, data red.
Menumpuk kekayaan dan harta haram yang diduga dari hasil korupsi sangat mendominasi dikalangan pejabat pemerintahan kab karawang, semua itu kemungkinan walhasil dari kurangnya rasa syukur sehingga timbul jiwa keserakahan dalam aji mengpung tanpa didukung oleh dasar-dasar kemanusiaan.
Fungsi penguasa untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat tidak dilakukan lagi saat ini. Janji-janji politik hanyalah embusan nafas yang tiada arti sama sekali prikemanusiaan dan prikeadilan hanyalah sebagai hiasan menipu rakyat. Oleh karena itu, untuk menghendel perbuatan bejad dan keserakahan hidup, kiranya perlu adanya bimbingan kerohanian setiap saat yang merupakan syarat mutlak  harus ditempuh oleh semua pejabat Birokrasi Kab. Karawang.
Meningkatkan rasa prikemanusiaan dan memberikan apa yang terbaik untuk masyarakat harus disertai oleh ke ikhlasan yang hakiki, niat pengabdian harus diutamakan didalam benak masing-masing individu.
Sementara itu, kita masih bisa melihat kekerasan, kemiskinan, pengangguran, kelaparan bahkan tragedi kematian yang diakibatkan kurangnya kemampuan materi sebagian masyarakat. Namun sampai sejauh ini pemerintah masih belum mampu dan mengatasi semua itu,lalu dikemanakan anggaran yang triliyunan yang mengalir ke APBD, bukannya semua itu untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat dan meningkatkan tarap hidup masyarakat yang lebih baik? itulah menjadi pertanyaan besar yang harus diskapi oleh para birokrasi yang duduk dikursi bara api yang konon katanya sebagai wakil rakyat yang memperjuangkan nasib rakyat yang kian hari semakin terhimpit oleh kesengsaraan dan ketidak mampuan, hanya doa yang mereka punya untuk mengatasi semua itu.
Allah Ajawajalah yang mereka punya memohon meminta,mengadukan nasib yang sedang direnung kemiskinan. Meningkatnya angka kemiskinan senantiasa menjadikan bukti nyata dari ketidak mampuan birokrasi mengelola keuangan Negara. Sedangkan dalam UUD 45 mengamanatkan sudah jelas dan nyata meningkatkan kesejahtraan masyarkat merupakan tujuan utama yang harus dilakukan oleh pemerintah namun apa dikata selama birokrasi yang berjiwa koruptor masih merajai dan menguasai semua itu tidak akan bisa terwujud.
Mengumpulkan kekeyaan sebanyak-banyaknya untuk kepentingan sendiri mungkin merupakan target dan menjadi keharusan setiap individu pejabat birokrasi pemkab karawang.hingga rakyat yang jadi korban, bahkan ada seorang anggota Dewan yang dulunya hanya rakyat biasa, namun sekarang sudah menjadi orang luar biasa dalam tingkat ekonominya, ”Baheula mah imah ge jiga kandang hayam, tapi ayeuna geus jiga karaton.” itulah kalimat salah satu warga yang senantiasa menyikapi kehidupan seorang anggota Dewan di Kabupaten Karawang yang hanya bermodalkan air mata untuk menarik simpatisannya.
Itulah satu contoh meningkatkan tarap hidup hanya berlaku bagi orang-orang birokrasi saja sedangkan, masyarakat miskin yang bergelintangan sekarang ini hanya bisa mengelus dada serta memohon akan keadilan Allah SWT.semoga tulisan ini bisa menjadikan cambuk bagi semua pejabat birokarsi pemkab karawang dan merasa tersentuh hatinya untuk melihat kebawah dan memberikan apa yang terbaik bagi masyarakatnya sesuai apa yang diucapkan tatkala Kampanye dulu sewaktu masih jadi rakyat biasa. *Dank.

Tidak ada komentar: