Wartawan WIP dilengkapi dengan kartu identitas, pin, surat tugas liputan dan tercantum dalam box redaksi. Bagi yang tidak dilengkapi dengan identitas resmi dan namanya tidak tercantum dalam box, redaksi tidak bertanggung jawab

22 November 2012

PEMBELIAN BBM BERSUBSIDI TAK KANTONGI IZIN KEMBALI MARAK


KARAWANG, WIP
BBM atau Bahan Bakar Minyak yang merupakan komoditi pokok dan konsumsi Masyarakat Pengguna kendaraan bermotor kini kembali hangat jadi perbincangan di Masyarakat ini tak lepas dari peran dan tanggung jawab Pemerintah terutama Deperetemen Perindusrtrian dan jajaran dibawahnya yang terkesan kurang tegas serta tebang pilih terhadap oknum yang menyalahgunakan wewenang dalam penerapan kebijakan dan aturan tentang penghematan BBM. Disadari atau tidak pembelian BBM tak berizin dalam jumlah besar telah merugikan masyarakat banyak dan kalau tidak ada tindakan tegas dari instansi terkait sangat fatal akibatnya karena akan memutus mata rantai generasi,oke lah untuk generasi sekarang mungkin masih bisa tercukupi walaupun cadangan menipis tapi bisakah kita berfikir bagaimana generasi yang akan datang,bayangkan 10,15,20 tahun kedepan  ,apa yang akan dipakai bahan bakar kendaraan anak cucu kita kelak sedangkan BBM atau MIGAS merupakan salah satu Sumber Daya Alam yang tidak dapat diperbaharui perlu waktu yang lama untuk menghasilkannya kembali sementara teknokrat-teknokrat kita dibidang perminyakan belum menemukan Bahan Bakar Alternatif pengganti BBM.
Pengamatan WIP disepanjang jalur Cikampek-Karawang yang melihat langsung begitu mudahnya seseorang membeli BBM terutama Bensin dalam jumlah besar tanpa mengantongi surat izin, di sebuah SPBU yang lokasinya tidak jauh dari PT.Pupuk Kujang.
Dua anak muda datang   membawa 3 Dirigent dengan kapasitas 20 liter per dirigent   ,tak lama berselang seorang Ibu datang juga dengan maksud yang sama dengan dua anak muda tadi sementara antrian panjang kendaraan bermotor sabar menunggu untuk mendapatkan pelayanan dari petugas SPBU. Edy Lukman terlihat gusar sambil sesekali melihat arloji ditangan kanannya dia kelihatan sudah  tak sabar menunggu layanan petugas  karena akan masuk kerja shift  II disebuah perusahaan tekstil di kawasan surya cipta daerah ciampel.
Anjuran Pemerintah mengajak Masyarakat berhemat BBM Seolah hanya isapan jempol belaka bila tidak adanya aturan yang jelas dan lugas serta pemberian sanksi  yang tegas bagi siapa saja yang melanggar aturan tersebut. Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi kelangkaan BBM dari ulah para spekulan-spekulan dari berbagai tingkatan dari kelas teri sampai kakap jangan sampai kejadian Mudik Lebaran terulang dimana harga bensin di tingkat pengecer mencapai harga 10000 ribu/ltr dan Pertamax 20000 ribu/ltr akibat ulah segelintir orang yang PROFIT TAKING atau ambil untung disaat Masyarakat  dalam situasi sulit untuk menghindarinya.
Pers sebagai bagian dari element bangsa dan  fungsi social control di masyarakat merasa perlu mengangkat  berita ini, agar aksi profit taking dari  para spekulan tak akan terjadi di waktu yang akan datang,sehingga anak cucu kita kelak dapat menikmati BBM seperti kita saat ini. *Moel/Wal.

Tidak ada komentar: