PANTURA-SUBANG, WIP
Pekerjaan
galian dan pemasangan pipa saluran air bersih milik PDAM Kab. Subang di wilayah
kecamatan tambak dahan, pamanukan dan pusaka negara di kerjakan tidak jelas
karna publik tidak mengetahui dan tidak bisa mengontrol harus bagai mana
pekerjaan tersebut di kerjakan dengan baik dan benar. Menurut tokoh masyarakat
pusaka negara Haji totong dalam pengerjaan galian dan pemasangan pipa paralon
air bersih di kerjakan secara sembarangan tidak memikirkan keselamatan para
pengendara dengan banyaknya tanah yg
tumpah ke jalan di tambah waktu itu musim hujan sehingga jalan menjadi licin
yang mengakibatkan para pengguna jalan banyak yg jatuh di samping itu pasca
pekerjaan bekas galian di arug asal – asalan ( tidak di padatkan ) yang
mengakibatkan arugan amblas dan banyak kendaraan terperosok tuturnya.
Beberapa
kali WIP kelapangan tidak di ketemukannya pelaksana apalagi pemborong yang ada
hanya pekerja gali yang di bekali kayu belahan kecil untuk mengukur kedalaman
galian, secara acak WIP mengukur kedalam galian dan hasilnya berkisar 50 sampai
dengan 65 cm kedalaman galian. Apakah itu sudah sesuai dengan bestek ?.
Paralon
d urug dengan galian tanah padahal menurut
masyarakat yang tidak mau di
sebut namanya menuturkan kepada WIP bahwa paralon seharusnya di urug dengan
pasir dulu baru dengan tanah lalu di padatkan guna mengurangi getaran yang di
timbulkan aliran air yang mengakibatkan kerusakan terhadap jalan. Haji totong
berpesan kepada pihak terkait bila mana
memberikan pekerjaan harus kepada perusahaan yang jelas dan bertanggung jawab
sehingga bilamana terjadi kerusakan yang di timbulkan akibat pekerjaan tersebut
dengan mudah untuk menelusurinya. *s
e p”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar